Terlihat cengeng
memang, tetapi begitulah Sunatullah-Nya, begitulah Fitrah-Nya. Perasaan
kecewa, sedih, galau, tidak percaya dan frustrasi menghiasi semua relung
sanubari. Sebagai seorang yang awam dalam masalah hidup, mungkin level
pelajar belum ada apa-apanya dibandingkan dengan masalah yang dihadapi
oleh ayah dan ibu kita, tetapi yakinlah bahwa ini juga merupakan salah
satu bentuk niat dan ikhtiar kita dalam membahagiakan orang tua. Dan
gagal dalam SNMPTN atau jalur undangan bagi pelajar SMA merupakan suatu
ujian... ya ujian mental yang sebenarnya , maka inilah pokok
bahasan utama Saya kali ini.
MAN JADDA WAJADA
(Barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka Ia akan mendapatkannya).
Menyedihkan memang,
kita yang telah belajar selama tiga tahun yang sangat krusial, semuanya
dipertaruhkan di jalur ini, banyak yang memilih dengan penuh sifat
ambisius ingin ke Perguruan Tinggi Negeri/PTN ini dan ingin ke PTN itu
dengan jurusan yang bergengsi, tetapi ada juga yang memilih realistis
dengan semua keterbatasan kemampuan dinilai akademiknya, mungkin lebih
tepat ‘menyesuaikan atau tahu diri’. Namun satu hal mutlak yang
diharapkan oleh rata-rata pelajar ialah, bahwa mereka tidak perlu
repot-repot untuk belajar lagi menghadapi berbagai ujian atau tes tulis
untuk masuk PTN atau lewat jalur lainnya.
Masalah berikutnya
ialah apakah mereka bisa lolos melalui jalur undangan tersebut?
Bersyukur dan berbahagialah bagi kalian yang lolos dan diterima, dan
cobalah untuk mengambil ‘undangan ekslusif’ tersebut, karena saat kalian
memutuskan menulis jurusan dan universitas yang Anda pilih itu, maka
sudah sepatutnya kalian telah musyawarahkan, menimbang-nimbang dan
tabayyun hal tersebut dengan orang tua atau dengan yang lainnya.
Tetapi
bagaimana jika kalian menolak mengambilnya? Lihatlah faktor reputasi
sekolah kalian, adik kelas kalian dan yang terpenting teman-teman kalian
yang tidak lolos, karena tidakkah kalian melihat dan menyadari,
bagaimana teman-teman seperjuangan kalian yang sangat mengharapkan lolos
jalur undangan tersebut tapi tidak kesampaian, itu semuanya berpengaruh
atas keputusan kalian, maka silahkan pikir sendiri! Itu pun jika kalian
masih mempunyai hati nurani.
Lalu bagaimana sikap
kita jika tidak lolos jalur undangan tersebut? Apakah kita akan
terus-terusan larut dalam kesedihan? Atau terus-terusan menyesali kita
yang tidak serius belajar selama tiga tahun belakangan ini yang sangat
mempengaruhi jalur undangan tersebut? Wake Up Brother! Semuanya sudah
berlalu, ayo bangkit! Masih ada jalur tes tulis nasional atau SBMPTN dan
jalur mandiri di setiap PTN lainnya!
Sambil muhasabah diri,
cobalah simak lagu dari Ali Sastra Feat. The Jenggot yang berjudul
“Kita Mampu” dengan memaknai lirik lagunya seperti yang tertera di bawah
ini sahabat.
Saat kau terpuruk dan terjatuh
pakai pundakku dan kita lawan terpuruk itu
karena ALLAH TAHU KITA MAMPU, KITA MAMPU
pakai pundakku dan kita lawan terpuruk itu
karena ALLAH TAHU KITA MAMPU, KITA MAMPU
Saat beban penuhi pundakmu
genggam bahuku dan kita bagi bebanmu itu
karena ALLAH TAHU KITA MAMPU, KITA MAMPU
genggam bahuku dan kita bagi bebanmu itu
karena ALLAH TAHU KITA MAMPU, KITA MAMPU
Pernahkah dirimu merasa gelisah
begitu hebatnya beban yang harus engkau bawa
kurasa susah, semangat payah, lalu kau pasrah, hentikan langkah,
hingga akhirnya kau mengalah
begitu hebatnya beban yang harus engkau bawa
kurasa susah, semangat payah, lalu kau pasrah, hentikan langkah,
hingga akhirnya kau mengalah
Di saat itu kau harus tahu
bahwa Tuhan sebenarnya memberi ujian padamu
ujian untuk mengukur kadar keimananmu
ujian untuk mengangkat meninggikan levelmu
bahwa Tuhan sebenarnya memberi ujian padamu
ujian untuk mengukur kadar keimananmu
ujian untuk mengangkat meninggikan levelmu
karena tak ada ujian yang tak bisa dilalui
karena Tuhan telah mengukur diri ini
lebih baik hadapi segala beban diri
hadapi dengan ikhlas di hati
karena Tuhan telah mengukur diri ini
lebih baik hadapi segala beban diri
hadapi dengan ikhlas di hati
engkau tak sendirian menghadapi cobaan
saudara seiman pasti kan ulurkan tangan
kita hadapi semua dengan hati terbuka
yakin ini hanyalah ujian semata
saudara seiman pasti kan ulurkan tangan
kita hadapi semua dengan hati terbuka
yakin ini hanyalah ujian semata
saat kau terpuruk dan terjatuh
pakai pundakku dan kita lawan terpuruk itu
karena TUHAN TAHU KITA MAMPU, KITA MAMPU
pakai pundakku dan kita lawan terpuruk itu
karena TUHAN TAHU KITA MAMPU, KITA MAMPU
saat beban penuhi pundakmu
genggam bahuku dan kita bagi bebanmu itu
karena ALLLAH TAHU KITA MAMPU, KITA MAMPU
genggam bahuku dan kita bagi bebanmu itu
karena ALLLAH TAHU KITA MAMPU, KITA MAMPU
bertubi-tubi cobaan pun silih berganti
seakan-akan tak habis-habis dan tak berhenti
kita rasakan semakin lemah setiap hari
bahkan muncul keinginan tuk coba bunuh diri
seakan-akan tak habis-habis dan tak berhenti
kita rasakan semakin lemah setiap hari
bahkan muncul keinginan tuk coba bunuh diri
tapi sejenak cermatilah kehidupan ini
betapa luasnya karunia dari Ilahi
meski kadang di tengah, kadang di sisi, kadang di atas, kadang dibawah
kadang tak dimengerti
betapa luasnya karunia dari Ilahi
meski kadang di tengah, kadang di sisi, kadang di atas, kadang dibawah
kadang tak dimengerti
sadarlah kawan, di sepanjang perjalanan
sungguh hidup ini terus memberi pelajaran
karena bagaimanapun selalu ada Tuhan
yang memberikan kekuatan
sungguh hidup ini terus memberi pelajaran
karena bagaimanapun selalu ada Tuhan
yang memberikan kekuatan
satu persatu, seiring berjalannya waktu
kita akan tahu sebenarnya yang Tuhan Mau
Tuhan ingin kita jadi manusia yang TANGGUH
Tuhan ingin agar kita tak mudah tuk mengeluh
kita akan tahu sebenarnya yang Tuhan Mau
Tuhan ingin kita jadi manusia yang TANGGUH
Tuhan ingin agar kita tak mudah tuk mengeluh
saat kau terpuruk dan terjatuh
pakai pundakku dan kita lawan terpuruk itu
karena ALLLAH TAHU KITA MAMPU, KITA MAMPU
pakai pundakku dan kita lawan terpuruk itu
karena ALLLAH TAHU KITA MAMPU, KITA MAMPU
saat beban penuhi pundakmu
genggam bahuku dan kita bagi bebanmu itu
karena ALLLAH TAHU KITA MAMPU, KITA MAMPU
genggam bahuku dan kita bagi bebanmu itu
karena ALLLAH TAHU KITA MAMPU, KITA MAMPU
aku di sini sedia menemani
siap bantu jika beban itu mau kau bagi
jangan pikirkan pamrih, hilangkan semua perih
jangan lagi terpuruk dan tenggelam dalam sedih
siap bantu jika beban itu mau kau bagi
jangan pikirkan pamrih, hilangkan semua perih
jangan lagi terpuruk dan tenggelam dalam sedih
genggam erat pundakku, cengkram erat bahuku
biar segera terbagi semua beban itu
bersama kita maju dan melangkah tanpa ragu
hapus semua pilu agar kita terus melaju
biar segera terbagi semua beban itu
bersama kita maju dan melangkah tanpa ragu
hapus semua pilu agar kita terus melaju
Tuhan tak pernah tidur, apalagi mendengkur
semua ini jelas-jelas telah Tuhan ukur
mungkin dengan begini kita kan tahu bersyukur
mungkin dengan ini kita takkan pernah takabur
mungkin dengan begini kita kan tahu bersyukur
mungkin dengan ini kita takkan pernah takabur
ALLLAH ADA DI SINI, DI DALAM JIWA INI
Ebiet G Ade pernah melantunkan syair ini
ayo bangkit berdiri kalau perlu kita lari
tetap semangat tuk hadapi semua ini
ayo bangkit berdiri kalau perlu kita lari
tetap semangat tuk hadapi semua ini
Sebagai penutup, akan
Saya kutip sebuah pepatah Arab yang memang tidak ada dalil Hadits maupun
Quran-Nya, namun ini sudah menjadi Sunatullah yang nyata, selain itu
pepatah ini juga sempat terkenal oleh sebuah novel best seller karya
Ahmad Fuadi “Negeri 5 Menara” yang bahkan telah di filmkan, maka tidak
asing lagi bunyinya ialah:
MAN JADDA WAJADA
(Barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka Ia akan mendapatkannya).
0 comments:
Posting Komentar