SELAMAT DATANG DI SMAN 1 TELUK KUANTAN

SEKAPUR SIRIH

SimBale:


juhernaidy

SEKAPUR SIRIH


Assalamualaikum Wr. Wb.

Selamat datang di Blogpot SMAN 1 Teluk Kuantan Kab.Kuantan Singingi-Riau. Blogspot ini kami buat sebagai wujud kepedulian terhadap almamater yang ingin mengetahui perkembangan SMAN 1 dan juga sebagai wujud komitmen kami terhadap kepedulian teknologi informasi dalam dunia pendidikan malalui internet. Melalui Blogspot ini kami juga akan memberikan informasi-informasi sekitar sekolah, tenaga pendidik, siswa, prestasi dan fasilitas yang tersedia di SMAN 1 Teluk Kuantan . Sejalan dengan peranan meningkatnya teknologi informasi dalam dunia pendidikan maka pengelolaan dan pembelajaran di sekolah dengan dukungan teknologi sangat penting dilakukan. Hal ini dikarenakan pada kurikulum 2013 yang berbasis pada kompetensi. Disitu sudah dicanangkan sistem pembelajaran teknologi informasi dalam program intra kurikuler dan hal ini harus dilaksanakan setiap sekolah.


Wassalamualikum Wr. Wb.


Kepala Sekolah SMAN 1 Teluk Kuantan




SAPRIANTO ELDI,S.Pd.I
NIP.197612172009031001

Sabtu, 13 April 2013

Detik-detik Menjelang Ujian Nasional 2013

Seakan tidak ada hari tanpa belajar….tiada hari tanpa soal….bimbingan belajar….Try Out… menyelesaikan tugas-tugas….belajar mandiri….tidak lupa baca Al-Quran…
Itu semua dilaksanakan jauh hari sebelum ujian dengan harapan seluruh siswa dapat lulus dan harus lulus….MALU kalo TIDAK LULUS.
Apa yang sedang anda fikirkan????
Lelah…Letih….Lesu.              
 Barangkali kata-kata itulah yang pantas terucap dari para siswa yang akan menghadapi ujian nasional.
          Tidak hanya siswa bahkan para guru pemegang mata pelajaran yang diujikan, tidak kalah dag…dig…dug… mengalami hal yang sama karena yang ingin lulus bukan hanya muridnya tetapi semua guru berdoa, berharap muridnya lulus 100%.
          Para orang tua/ wali murid tidak ada kebanggaan jika anaknya tidak lulus, semua berharap anaknya pasti LULUS dan dapat melanjutkan ke Perguruan Tinggi atau bekerja
          Yang membuat guru terheran-heran adalah melihat para siswa yang kurang antusias dan tidak risau dengan hasil try outnya yang masih jeblok. Baik yang dilaksanakan di sekolah sendiri maupun Try Out yang lain. Misalnya Kata coba lagi!! Dari hasil try out QC yang diikuti oleh seluruh  siswa KLs XII (IPA/IPS) SMAN 1 Teluk Kuantan pada  akhir Maret yang lalu.
Dalam benak mereka seolah berkata: “ah paling-paling juga lulus….” Kata itu hanyalah untuk meredam diri yang sebenarnya dan menjadi harapan siswa lulus murni. Jadi justru yang bingung adalah gurunya, jika berhadapan dengan Kepala Sekolah , masyarakat mudahnya mereka berkata yang nggak bisa itu gurunya atau muridnya jika ada yang tidak lulus.
Menjelang ujian semua berusaha mati-matian, gurunya semakin agresif dan intensif memberikan drill latihan soal-soal, lagi-lagi hasilnya hampir sama. Yaaa…. meningkat dikit dan bagi anak yang pe’ak (maaf pendek akal) bukan malah baik hasilnya karena sudah lelah, daya tahan berkurang, dipaksa, akhirnya malah tumpah tidak masuk menjadi bekal ujian.
Lalu….
APA YANG HARUS DIPAHAMI SELAIN SOAL?
Kita semua mafhum bahwa kondisi anak-anak kita sangat beragam dan variatif baik segi sosial ekonomi, kecerdasan, intelegensi, emosional, maupun lingkungan hidup mereka. Tidak seharusnya materi pelajaran anak itu diseragamkan. Jika materinya seragam justru menjadikan kurang benar terhadap implementasi KTSP, materi KTSP harus fleksibel dan kondisional. Soal-soal tes yang diberikan kepada anak pada setiap daerah juga seharusnya tidak seragam.
Itulah diantara alasan terjadi tarik ulur UNAS diadakan, banyak yang menentang adanya UNAS, baik dikalangan masyarakat, mahasiswa, sampai MK, menolak adanya UNAS. Namun pada akhirnya MENDIKNAS bertekad melaksanakan Ujian Nasional  untuk SLTA dan MA pada tgl 15-18 April 2013.

APA YANG SEHARUSNYA DILAKUKAN AGAR PEMBELAJARAN DAPAT EFEKTIF?.

Dalam menghadapi ujian tidak seharusnya mendapatkan pengetahuan yang terkesan terpaksa bahkan dipaksakan. Drill dan latihan soal-soal yang terjadi selama ini bagi anak yang cerdas malah senang dan bukanlah masalah namun hal itu akan menjadi menyiksa apabila drill latihan soal secara maraton diterima bagi anak yang tergolong pe’ak.

Daniel Gulman seorang psikologi dari Harvard University melaporkan hasil temuannya bahwa tingkat Intelegensi tinggi tidak menjamin kesejahteraan, kebahagiaan dan kesuksesan hidup. Ada kecerdasan lain yang tidak kalah pentingnya yaitu Emosional Quation (EQ).
BAGAIMANA SIKAP ORANG TUA JIKA MENGETAHUI KONDISI ANAKNYA YANG PAS-PASAN NILAINYA.
Dari diskripsi diatas para orang tua tidak perlu galau dan marah serta terlalu menyudutkan anak, membandingkan anak si anu… begini dan anak si itu… begitu…. Apalagi menyebabkan anak-anak frustasi sampai bunuh diri bila mereka menerima kegagalan dalam memenuhi possing grade yang tahun ini  5,5 nilai batas minimum.
Marilah kita menerimanya dengan penuh kearifan dengan segala kelebihan dan keterbatasannya. Sebab angka-angka yang tertera dalam lembar nilai UN bukanlah satu-satunya jaminan masa depan anak. Masih ada kecerdasan lain yang harus dan perlu kita kembangkan untuk meraih sukses masa depan anak.
Dengan kearifan dan pemahaman itu pendidikan akan berlangsung alami, asih, asah, asuh, penuh suasana hati yang aman, merdeka dan senang hati. Namun juga tidak boleh enak-enak maka selagi masih ada waktu para orang tua mendorong semangat belajar anak berarti sudah membantu tugas guru dan sekolah dalam mendidik sehingga mencapai keunggulan prestasi. Masih ada yang difikirkan lagi bagi yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi ada yang tenang, ada yang bingung karena jauh sebelumnya sudah disodori penawaran-penawaran silih berganti datang dan berbagai cara yang pada gilirannya jika direnungkan dan dihubungkan dengan nasib sbetulnya semua sudah ada makomnya. Yang penting sekarang hadapi yang sedang dihadapi. Dan semoga semuanya dalam berjuang menggapai cita-citanya dapat tercapai dengan Ridlo Allah SWT. Amiin…

0 comments:

Posting Komentar