SELAMAT DATANG DI SMAN 1 TELUK KUANTAN

SEKAPUR SIRIH

SimBale:


juhernaidy

SEKAPUR SIRIH


Assalamualaikum Wr. Wb.

Selamat datang di Blogpot SMAN 1 Teluk Kuantan Kab.Kuantan Singingi-Riau. Blogspot ini kami buat sebagai wujud kepedulian terhadap almamater yang ingin mengetahui perkembangan SMAN 1 dan juga sebagai wujud komitmen kami terhadap kepedulian teknologi informasi dalam dunia pendidikan malalui internet. Melalui Blogspot ini kami juga akan memberikan informasi-informasi sekitar sekolah, tenaga pendidik, siswa, prestasi dan fasilitas yang tersedia di SMAN 1 Teluk Kuantan . Sejalan dengan peranan meningkatnya teknologi informasi dalam dunia pendidikan maka pengelolaan dan pembelajaran di sekolah dengan dukungan teknologi sangat penting dilakukan. Hal ini dikarenakan pada kurikulum 2013 yang berbasis pada kompetensi. Disitu sudah dicanangkan sistem pembelajaran teknologi informasi dalam program intra kurikuler dan hal ini harus dilaksanakan setiap sekolah.


Wassalamualikum Wr. Wb.


Kepala Sekolah SMAN 1 Teluk Kuantan




SAPRIANTO ELDI,S.Pd.I
NIP.197612172009031001

Senin, 08 Desember 2014

MAJELIS GURU SMA NEGERI 1 TELUK KUANTAN PERIODE 2014-2015

MAJELIS GURU SMA NEGERI 1 TELUK KUANTAN




No Nama Guru NIP Pangkat/GoPendidikan
1 ERGUSNETI. S.Pd 19620804 198703 2 001 Pembina (IV/A)Biologi
2 Dra. ASMARIATI19550414 1980032 002 Pembina Tk.I(IV/B)Kimia
3 JUHERNAIDI,S.Pd19601127 198503 1 004 Pembina Tk.I(IV/B)Fisika
4 Dra.JUSMARTINI 19590601 198503 2 002Pembina Tk.I(IV/B)Bhs.Indo
5 Dra. YUSBAINA 19600603 198902 2 001 Pembina Tk.I(IV/B) Sejarah
6 Dra.MUSLIMAH 19631021 198903 2 003 Pembina Tk.I(IV/B) Bhs.Indo
7 Dra. KASMARTIAH 19640316 198903 1 007 Pembina Tk.I(IV/B) Bhs.Indo
8 Drs. KASTALANI 19550703 198012 1 001 Pembina Tk.I(IV/B) Geografi
9 Dra.Hj.EMI SAFITRI 19620225 199103 2 001 Pembina Tk.I(IV/B) Matematika
10 Dra. FAUZIARNIS 19650412 199003 2 005 Pembina Tk.I(IV/B) Kimia
11 Dra. HENJUS WERSIH 19650306 199203 2 004 Pembina Tk.I(IV/B) Biologi
12 Drs. SETRI HELMI 19670909 199203 1 001 Pembina Tk.I(IV/B) Biologi
13 Dra. YULNARIDA,M.Pd 19680713 199403 2 006 Pembina Tk.I(IV/B) Matematika
14 ASNEDI,Hn,S.Pd,MM 19630121 198703 1 007 Pembina (IV/A) BK
15 Dra. SURYATI 19640729 199003 2 001 Pembina Tk.I(IV/B) Sosiologi
16 Drs. KRISTION 19650521 199303 1 008 Pembina Tk.I(IV/B) Biologi
17 ARLISMAN. S.Pd 19561010 198301 1 002 Pembina Tk.I(IV/A) BP
18 AMRIZAL AHMAD, S.Pd 19550919 198503 1 005 Pembina Tk.I(IV/A) Bhs.Indo
19 ROHANDI, S.Pd, MM Pembina Tk.I(IV/A) Matematika
20 FIRDAUS 19560316 198403 1 002 Pembina Tk.I(IV/A) Penjas
21 H. JAMHUR. S.Pd 19580105 198403 1 004 Pembina Tk.I(IV/A) BP
22 MASNIZAR .K. S.Pdi 19591218 198601 2 001 Pembina Tk.I(IV/A) PAI
23 Dra. ENNI DIANA 19610407 199112 2 001 Pembina Tk.I(IV/A) PPKn
24 ROSINTA .S, S.Pd. 19670706 199101 2 003. Pembina Tk.I(IV/A) Fisika
25 ELLYS FRIDA S. S.Pd 19680528 199101 2 001 Pembina Tk.I(IV/A) Kimia
26 HARDIANTO, S.Pd 19720827 199802 1 002 Pembina Tk.I(IV/A) Bhs.Ing
27 INDRIASI ARINI. S.Sn 19800919 200604 2 004 Seni Tari
28 YUSNI,S.Pd 19720513 200604 2 006 Penata(III/C)Eko/Akunt
29 HASWINDA INDRA.S.Si 19721229 200604 2 025 Penata(III/C)Matematika
30 SRI NOVITA DONA, S.Pd 19791103 200903 2 003 Penata Muda Tk.I(III/B)<//td>Bhs.Inggris
31 SRI OKTARINA .B, S.Psi 19831019 200903 2 002 Penata Muda Tk.I(III/B)Psikologi
32 DENI DIANA. S.Pd 19831203 200903 2 015 Penata Muda Tk.I (III/B)Adm.Negara
33 RANDI PRADIKHA, S.Pd 19870620 201001 1 007 Penata Muda (III/A)Penjas
34 FERI OKTOBERIANDI,M.Pd 19691027 199512 1 002 Penata Muda Tk.I (III/B)Adm.Negara
35 APRILIS NARTI,S.Pd 19840428 200903 2 010 Penata Muda (III/A)Eko/AkunT
36 NOPARLIN,S.Pd 19810401 20060 4 016 Penata/(III/C)Penjas
37 ZIYADUL KAMAL,S.PdI,MA - -PAI/Bhs.Arab
38 MISRAWATI,S.Sos - Sosiologi
39 YONE MARLIA.SE Eko/AkunT
40 GUSPARIA,S.Pd -Bhs.Inggris
41 LELYANA,S.Pd -Matematika
42 RAMDANUS,S.Sn -Kesenian
43 SISWANTO,S.Pd -Matematika
44 MISTARINA,S.Pd -Biologi
45 MASPAR,A.Md -TIK
46 Drs.Mhd.SUKRI 19680821 200701 1 004Sejarah
47 EFDAWATI,SP 19740106 200604 2 010Mulok
48 EFI HELPITA YENTI,S.Pd19760718 200701 2 002Eko/Akunt
49 WANDRA ARASDI,S.Pd.I -PAI
50 MELTA APRILIA,S.Pd -TIK
51 ELSI DWI RAHMAWATI,S.Pd -Biologi
52ULIL AMRI,S.Pd--Fisika
53DIAN FITRI MARDIAH,S.Pd --Bhs.Jepang
54SRI MURYANI--Mulok
55NYIMAS,S.Pd--Sejarah
56YULFITRI,S.Pd--Bhs.Jerman

Minggu, 07 Desember 2014

DILEMA METODE PEMBELAJARAN/KURIKULUM 2013 SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI INDONESIA

Kehidupan yang semakin hari semakin berkembang menuntut banyak orang untuk mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Perkembangan lingkungan dan kebutuhan kita akan barang atau jasa yang dihasilkan oleh lingkungan, menuntut kita untuk senantiasa selaras dan menyesuaikan diri dengan lingkungan walaupun sebenarnya banyak eksternal dari lingkungan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang kita anut.
Dominasi negara-negara barat yang kuat dalam segala aspek kehidupan mau tak mau menuntut kita untuk menerima mereka masuk ke dalam lingkungan kita sebagai suatu sitem baru yang  kebanyakan membawa nilai yang bertolak belakang dengan nilai dan norma yang kita pakai.
Kekuatan dari para negara adidaya di kancah internasional mengharuskan kita untuk menerima system mereka dan menuntut kita untuk dapat bersaing dengan mereka agar kita tidak tertinggal zaman dan hanya menjadi pemeran pembantu dan sapi perah bagi mereka. Dunia yang sudah sangat didominasi oleh pihak negara barat, mengharuskan kita untuk terus berbenah dan memperbaiki diri agar kita mampu menjadi sebuah negara yang memiliki daya saing tinggi sehingga kita dapat menjadi sebuah negara yang patut untuk diperimbangkan di kancah internasional.
Kekayaan alam yang dimiliki Indonesia seharusnya mampu menjadi salah satu kekuatan Indonesia untuk mendominasi negara-negara adidaya, sehingga Indonesia  tidak lagi dipandang sebelah mata oleh negara tersebut. Namun sayangnya sampai saat ini kita hanya rakyat Indonesia hanya mampu berdiam diri di zona nyamannya sebagai sapi perah dari dunia barat yang secara perlahan mulai menguasai kekayaan alam Indonesia. Salah satu faktor penyebab dari kondisi seperti ini adalah kurangnya kemampuan sumber daya manusia Indonesia dalam memahami maksud dan tujuan dari hak luar yang terlihat bagaikan malaikat penolong bagi terbelitnya piutang NI, namun sebenarnya pihak barat hanya ingin menguasai dan menyebarkan pahamnya pada masyarakat Indonesia, sehingga cepat atau lambat mereka mampu menguasai kekayaan dari bumi Indonesia. Untuk menghindari kondisi tersebut, maka di era global ini Indonesia mulai gencar menciptakan berbagai program yang dapat mengasah kemampuan sumber daya manusianya, dari mulai lebih digencarkannya sekolah menengah kejuruan, berbagai kompetisi keahlian, bahkan pemerintah juga lebih meningkatkan metode pembelajaran di sekolah-sekolah yakni dengan ditandai berubah-ubahnya metode pembelajaran sekolah atau yang sering kita kenal dengan sebutan kurikulum.

Model pendidikan di Indonesia yang kerap berganti-ganti, seolah menjadi uji coba bagi keberhasilan pihak penguasa. Dalam membuat kebijakan, mereka hanya bertindak semau atas apa yang menurut mereka benar, yang terkadang tanpa melihat kondidsi para pendidik dan peserta didik yang akan dijadikan objek kajian dari kebijakan yang mereka buat. Dalam hal ini pihak yang harus cerdas menyikapinya tentu saja para pendidik yang erupakan tenaga pengajar professional, Karen apda dasarnya siswa hanya tinggal mengikuti apa yang menjadi arahan dari para pendidik. Tugas para peserta didik hanya tinggal belajar menyesuaikan diri kembali dengan berbagai perubahan pendidikan bagi mereka.
Dalam perjalannannya, dari Indonesia merdeka sampai saat ini Indonesia telah menggunkan berbagai kurikulum, dari KBK (KUrikulum Berbasis Kompetensi), KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikian), hingga kurikulum 2013 yang berlaku dimulai tahun ajaran 2013/2014.
Sebenarnya pergantian kuikulum bukanlah sesuatu hal yang dilarang, karena pada dasarnya  pergantian kurikulum merupakan salah satu bentuk pengembangan pendidikan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran, sehingga nantinya akan mampu menciptakan para generasi penerus yang siap bersaing. Selain itu, metode pembelajaran memang sudah seharusnya berubah, ini dikarenakan lingkungan merupakan sesuatu hal yang dinamis, sehingga kebutuhannya pun senantiasa berubah-ubah sesuai dengan perkembangan zaman. Oleh karena itu supaya kita dapat terus bertahan dan bersaing, kita harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan. Kurikulum merupakan suatu metode pendidikan yang akan sangat berpengaruh terhadap pencetakkan generasi baru. Semakin baik suatu kurikulum, maka para generasi baru yang dicetak pun akan lebih baik. Namun, penilaian baik dan buruk suatu kurikulum bukan dilihat dari seberapa banyak anak yang selalu mendapatkan nilai besar ketika ulangan, tapi seberapa banyak generasi yang mampu bersaing dan memajukan Indonesia tapi dengan cara-cara yang sportif di masa mendatang.  Untuk lebih mengetahui perkembangan kurikulum dan sepak terjangnya, berikut ini kami akan tuliskan mengenai kurikulum dan perkembangannya di Indonesia. Selama dua periode terakhir ini ada dua kurikulum yang diberalkukan di Indonesia yang namanya sudah tak asing lagi bagi para pendidik dan peserta didik. Berikut ini kami akan menjelaskan sedikit mengenai KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi), KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dan kurikulum 2013.
Bahasan Materi
a. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
“Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dapat diartikan sebagai suatu bentuk/konsep kurikulum yang lebih menekankan pada pengembangan kemampuan peserta didik dalam melakukan suatu pekerjaan/tugas-tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.”
            Pusat kurikulum, Balitbang Depdiknas (2002) mendefinisikan bahwa kurikulum berbasis kompetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah. Kurikulum ini berorientasi pada: (1) hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui serangkaian pengalaman belajar yang bermakna, dan (2) keberagaman yang dapat diwujudkan sesuai dengan kebutuhannya.
            Dalam KBK, proses pembelajaran difokuskan pada pemerolehan kompetensi-kompetensi oleh peserta didik. Oleh sebab itu,  kurikulum ini mencakup sejumlah kompetensi, dan seperangkat tujuan pembelajaran yang dinyatakan sedemikian rupa, sehingga pencapaiannya dapat diamati dalam bentuk perilaku atau keterampilan peserta didik sebagai suatu kriteria keberhasilan. Kegiatan pembelajaran perlu diarahkan untuk membantu peserta didik sekurang-kurangnya tingkat kompetensi minimal, agar mereka dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
1)      Untuk lebih memahami KBK ini, berikut ini kami akan tuliskan beberapa karakteristiknya, diantaranya :
Depdiknas (2002) mengemukakan bahwa kurikulum berbasis kompetensi memiliki karakteristik sebagai berikut :
Ø  Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.
Ø  Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagamaan.
Ø  Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.
Ø  Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lain yang memenuhi unsur edukatif.
Ø  Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.

b. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat 1), dan 2) sebagai berikut.
1)      Pengembangan kurikulum mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk mewujudkan Tujuan Pendidikan Nasional.
2)      Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, petensi daerah, dan peserta didik.
KTSP yang merupakan penyempurnaan dari Kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan/sekolah. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan. KTSP memberikan kesempatan kepada sekolah untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan kurikulum.
Secara khusus tujuan diterapkan KTSP adalah.
Ø  Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola, dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia.
Ø  Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputussan bersama.
Ø  Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.
KTSP merupakan salah satu bentuk kurikulum yang dikembangkan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dengan system desentralisasi pendidikan, yang mana hal ini berarti pihak sekolah dapat berperan secara aktif dalam pengambilan keputusan atas system apa yang dapat diterapkan di sekolahnya, karena pada dasarnya sekolah lah yang berhubungan langsung dengan peserta didik, sehingga sekolah lah yang dianggap paling mengetahui potensi-potensi yang dimiliki oleh para peserta didik. Tent saja system/kebijakan yang nantinya diambil oleh pihak peserta didik tetap harus sesuai dengan komponen dasar yang ditetapkan oleh MENDIKBUD.
Karekteristik KTSP bisa diketahui antara lain dari bagaimana sekolah dan satuan pendidikan dapat mengoptimalkan kinerja, proses pembelajaran, pengelolaan sumber belajar, profesionalisme tenaga kependidikan, serta system penilaian.
    Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini terdapat 11 mata pelajaran yang diajarkan, diantaranya: pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa Indonesia, matematika, IPA, IPS, kerajinan tangan dan kesenian, pendidikan jasmani, seni budaya dan keterampilan, mulok, dan pengembangan diri.
Ø  Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan.
Ø  Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-program pendidikan.
Ø  KTSP memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan mengembangkan mata pelajaran tertentu yang aspektabel bagi kebutuhan siswa..
Ø  KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan memberatkan kurang lebih 20%.
Ø  Karena sifat KTSP yang mengembangkan otonomi daerah, hal ini dapat membantu sekolah untuk mengembangkan metode pembelajarannya sesuai dengan kebutuhan para peserta didiknya.
Adapun kekurangan dari KTSP ini, yaitu :
Ø  Kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan satuan pendidikan yang ada
Ø  Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendikung sebagai kelengkapan dari pelaksanaan KTSP
Ø  Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara Komprehensif baik konsepnya, penyusunanya maupun prakteknya di lapangan.
c.       Pengertiaan Kurikulum 2013
      Kurikulum 2013 ini merupakan kurikulum penganti dari KTSP. Perubahan kurikulum ini dilakukan karena berbagai alasan, salah satunya yakni bahwa dalam pelaksanaan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) banyak terjadi berbagai permasalahan, sehingga diperlukan suatu perbaikan kembali atas kurikulum tersebut agar tujuan dari kurikulum sebagai metode pembelajaran yang efektif dapat tercapai dalam meningkatkan pendidikan yang jauh lebih baik di Indonesia.
Salah satu bentuk perbaikan kurikulum tersebut, yakni dapat dilihat dari bahwa dalam KTSP, kegiatan pengembangan silabus merupakan kewenangan satuan pendidikan, namun dalam Kurikulum 2013 kegiatan pengembangan silabus beralih menjadi kewenangan pemerintah, kecuali untuk mata pelajaran tertentu yang secara khusus dikembangkan di satuan pendidikan yang bersangkutan.
Meskipun silabus sudah di kembangkan oleh pemerintah pusat , namun  guru tetap dituntut untuk dapat memahami seluruh pesan dan makna yang terkandung dalam silabus, terutama untuk kepentingan operasionalisasi pembelajaran. Untuk penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) masih merupakan kewenangan guru yang bersangkutan, yaitu dengan berusaha mengembangkan dari Buku Babon (termasuk silabus) yang telah disiapkan pemerintah.
Adapun kelebihan yang dimiliki oleh kurikulum 2013 ini, diantaranya :
Ø  Lebih menekankan pada pendidikan karakter. Misalnya, pendidikan budi pekerti luhur dan karakter harus diintegrasikan kesemua program studi. Hal ini merupakan kelebihan yang dimiliki oleh kurikulum 2013, karena seperti yang kita ketahui karakter bangsa Indonesia yang semakin hari semakin tergerus oleh karakter buruk dari budaya luar yang masuk ke Indonesia menjadikan para generasi muda Indonesia kehilangan karakter bangsa Indonesia yang berbudi sesuai denagn nilai-nila ynag terdapat dalam pancasila. Selain itu, pendidikan karakter ini juga diharapkan dapat menjaga generasi penerus bangsa dari tindakan KKN suatu saat nanti. Asumsi dari kurikulum 2013 adalah tidak ada perbedaan antara anak desa atau kota. Seringkali anak di desa cenderung tidak diberi kesempatan untuk memaksimalkan potensi mereka.
Ø  Merangsang pendidikan siswa dari awal, misalnya melalui jenjang  pendidikan anak usia dini.
Ø  Guru harus memiliki kompetensi/kemampuan  yang baik. Kemampuan guru ini harus  dipacu kemampuannya  melalui pelatihan-pelatihan dan pendidikan calon guru untuk meningkatkan kecakapan profesionalisme secara terus menerus.
Kekurangan dari kurikulum 2013 ini, antara lain :
Ø  Pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki kapasitas yang sama dalam kurikulum 2013. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan kurikulum 2013.
Ø  Tidak ada keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam kurikulum 2013. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional (UN) masih diberlakukan.
Ø  Pengintegrasian mata pelajaran IPA dan IPS dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar tidak tepat, karena rumpun ilmu pelajaran-pelajaran tersebut berbeda.
Untuk jam pelajaran dan pembelajaran dalam kurikulum 2013 nanti, untuk SD yang semula 10 mata pelajaran akan menjadi enam mata pelajarann yakni Matematika, Bahasa Indonesia, Pendidikan Agama, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, serta Kesenian. Di lain pihak, materi IPA dan IPS menjadi tematik di pelajaran-pelajaran lainnya. Untuk Siswa SMP dari 32 jam menjadi 38 jam pelajaran per minggu. Mengacu kurikulum baru, jumlah mata pelajaran SMP yang semula 12 nanti menjadi 10 mata pelajaran. Mata ajar muatan lokal dan pengembangan diri akan melebur ke dalam mata pelajaran seni budaya dan prakarya.
Sedangkan mata pelajaran yang lain tetap, yakni Pendidikan Agama, Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Bahasa Inggris, Seni Budaya (muatan lokal), Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
Pihak yang mendukung kurikulum baru menyatakan, Kurikulum 2013 memadatkan pelajaran sehingga tidak membebani siswa, lebih fokus pada tantangan masa depan bangsa, dan tidak memberatkan guru dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan.
Pihak yang kontra menyatakan, Kurikulum 2013 justru kurang fokus karena menggabungkan mata pelajaran IPA dengan Bahasa Indonesia di sekolah dasar. Ini terlalu ideal karena tidak mempertimbangkan kemampuan guru serta tidak dilakukan uji coba dulu di sejumlah sekolah sebelum diterapkan. ”Masa sosialisasinya juga terlalu pendek,” kata David Bambang, guru SD Negeri 03 Santas, Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Kamis (20/12).
1. Persamaan dan Perbedaan Kurikulum KBK dengan Kurikulum KTSP
a. Persamaan.
Ø  Sama sama menekankan pada aspek kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa
Ø  Sama sama merupakan kurikulum yang bersifat otonomi daerah dimana setiap daerah diberikan kesempatan yng seluas-luasnya untuk mengembangkanya.
Ø  Adanya persamaan dalam perancangan pembelajaran berupa adanya standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator pencapaian.
Ø  Sama sama adanya sistem evaluasi dalam penenentuan hasil belajar siswa.
Ø   Adanya kebebasan dalam pengembngan yang dilakukan oleh guru waluapun di KTSP itu guru diberikan kebebasan yang lebih.
Ø  Sama -sama berorientasi pada prinsip pendidikan sepanjang hayat.
Ø  Sama- sama memerlukan sarana dan prasarana yang memadai
b. Perbedaan.
KBK
KTSP
Kurang operasional
Lebih operasional
Guru cenderung tidak kreatif
Guru lebih kreatif
Guru menjabarkan kurikulum yang dibuat Depdiknas
Guru membuat kurikulum sendiri
Sekolah kurang diberi kewenangan untuk mengembangkan kurikulum
Sekolah diberi keleluasaan untuk mengembangkan kurikulum
Kurang relevan dengan otonomi daerah
Lebih relevan

2. Persamaan dan Perbedaan KTSP dengan Kurikulum 2013.
a. Persamaan.
Ø Kurikulum 2006 (KTSP) dan Kurikulum 2013 sama-sama menampilkan teks sebagai butir-butir KD.
Ø Untuk struktur kurikulumnya baik pada KTSP atau pada 2013 sama-sama dibuat atau dirancang oleh pemerintah tepatnya oleh Depdiknas.
Ø Beberapa mata pelajaran masih ada yang sama seperti KTSP. 
Ø Terdapat kesamaan esensi kurikulum, misalnya pada pendekatan ilmiah yang pada hakekatnya berpusat pada siswa. Dimana siswa yang mencari pengetahuan bukan menerima pengetahuan.
b. Perbedaan.
KTSP
Kurikulum 2013
Mata pelajaran tertentu mendukung kompetensi tertentu
Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi (Sikap, Keteampilan, Pengetahuan)
Mata pelajaran dirancang berdiri sendiri dan memiliki kompetensi dasar sendiri
Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain dan memiliki kompetensi  dasar yang diikat oleh kompetensi inti tiap kelas
Bahasa Indonesia sejajar dengan mapel lain
Bahasa Indonesia sebagai penghela mapel lain (sikap dan keterampilan berbahasa)
Tiap mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan berbeda
Semua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang sama (saintifik) melalui mengamati, menanya, mencoba, menalar…
Tiap jenis konten pembelajaran diajarkan terpisah
Bermacam jenis konten pembelajaran diajarkan terkait dan terpadu satu sama lain. Konten ilmu pengetahuan diintegrasikan dan dijadikan penggerak konten pembelajaran lainnya
Tematik untuk kelas I-III (belum integratif)
Tematik integratif untuk kelas I-III
TIK mata pelajaran sendiri
TIK merupakan sarana pembelajaran, dipergunakan sebagai media pembelajaran mata pelajaran lain
Bahasa Indonesia sebagai pengetahuan
Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan carrier of knowledge
Untuk SMA ada penjurusan sejak kelas XI
Tidak ada penjurusan SMA. Ada mata pelajaran wajib, peminatan, antar minat, dan pendalaman minat
SMA dan SMK tanpa kesamaan kompetensi
SMA dan SMK memiliki mata pelajaran wajib yang sama terkait dasar-dasar pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Penjurusan di SMK sangat detil
Penjurusan di SMK tidak terlalu detil sampai bidang studi, didalamnya terdapat pengelompokkan peminatan
Pada dasarnya berbagai kurikulum yang dikembangkan di Indonesia memiliki tujuan yang sama, yakni untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dengan mengembangkan berbagai metode pembelajaran sperti yang telah dijelaskan di atas. Namun kali ini topic yang akan kami bahas, yakni mengenai pengaplikasian kurikulum 2013 yang menurut kami sangat menarik untuk diperbincangkan, karena dalam pelaksanaanya kurikulum ini merupakan kurikulum baru yang mulai diterapkan pada tahun ajaran 2013/2014 karena menuai banyak sekali pro dan kontra dikalangan masauyarakat itu sendiri.
Menurut pendapat kami, kurikulum 2013 ini yang memadatkan jam pelajarannya ini sangat memakan waktu, sehingga para peserta didik hanya mendapatkan waktu sedikit untuk melakukan aktivitas pribadi dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya, mereka hanya akan sering berinteraksi dengan l8ngkungan sekolahnya daripada lingkungan di luar sekolah seperti rumah dan lingkungan lainnya yang justru lebih banyak memberikan pelajaran yang sebenarnya mengenai kehidupan baik itu dalam pembentukan karakter, sikap, kecerdasan dalam menyelesaikan masalah, berhubungan dengan yang lain dan sebagainya, karena terkadang teori yang diberikan di sekolah itu berbeda dengan kondisi lingkungan yang sebenarnya. Lingkungan bukan hanya sekedar belajar tentang teori, namun tentang aplikasi. Dan ingat, bahwa lingkungan komponen yang dinamis, setiap waktu akan berkembang/tidak tetap, sehingga berbagai permasalahan yang terjadi di setiap waktu tidak akan sama.
Selain itu pembebanan jam pelajaran yang semakin padat ditakutkan akan berdampak buruk terhadap psikologi anak/peserta didik. Karena mereka dituntut untuk terus memenuhi yang dibebankan di sekolah. Bukan hanya jam pelajaran yang padat yang membuat mereka harus menghabiskan waktu dengan tingkat kejenuhan tertentu di sekolah, namu terkadang beban tugas yang juga harus dibawa peserta didik ke rumah membuat merekja hkehilangan banyak waktu untuk aktivitas pribadinya terutama untuk bermain dan merefresh kembali dari kepenatannya.
Silabus dalam Kurikulum 2013 ini sepenuhnya ditentukan oleh pemerintah, berbeda dengan KTSP yang sistemnya secara otonom yang mana pihak sekolah dapat terlibat langsung dalam pengelolaan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan sarana prasarana yang dimiliki oleh sekolahnya tersebut, tapi kurikulum 2013 ini lebih sentralistik, dimana pemerintah memberlakukan sistemnya sama secara nasional di Indonesia tanpa mempertimbangkan bahwa kemampuan dan keterampilan pendidik dan penerimaan peserta didik berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Dalam kurikulum 2013 ini guru dituntut untuk dapat memahami seluruh pesan dan makna yang terkandung dalam silabus yang telah disusunkan oleh pemerintah, padahal kemampuan dan keterampilan guru dan peserta didik di tiap daerah berbeda-beda, sehingga seharusnya penerapan sistemnya pun berbeda-beda. Untuk kalangan pendidik di kota-kota besar yang sebelumnya pada saat pemberlakuan KTSP mungkin sedikitnya sudah memberlakukan system yang hampir sama seperti kurikulum 2013 dimana para peserta didik lebih aktif dibandingkan dengan gurunya, bahkan kemampuan peserta didik di kota mungkin jauh lebih maju jika dibandingkan dengan para peserta didik di desa-desa, peserta didik di kota-kota besar yang pada umumnya berasal dari kalangan menengah ke atas biasanya telah dibekali oleh sarana dan prasarana yang memadai di sekolahnya.
Sumber :

Kusumah, Wijaya. (2013). Kelebihan dan Kekurangan Diklat Implementasi Kurikulum 2013 Tersedia http://wijayalabs.com/2013/07/12/kelebihan-dan-kekurangan-diklat-implementasi-kurikulum-2013/ Diakses : 19 September 2013

Habibi, Ahmad. (2013). Keunggulan dan kekurangan pendidikan pada kurikulum 2013. Tersedia: http://www.beritahu.me/2013/09/keunggulan-dan-kekurangan-pendidikan.html#sthash.zB5lFhO0.dpuf . Diakses : 19 September 2013
Nere, Gladys. . (2013). Kelebihan dan Kekurangan kurikulum 2013. Tersedia:http://gladysnereweb.blogspot.com/2013/05/kelebihan-dan-kekuranga-kurikulum-2013.html . Diakses : 19 September 2013

Kurikulum 2013 Dihentikan, Bagaimana Nasib Buku Sekolah?

Penghentian kurikulum 2013 dan pemberlakuan kembali kurikulum 2006 memunculkan persoalan tentang keberadaan buku-buku sekolah. Kontrak kerja sama antara pemerintah tiap daerah dan penerbit buku tentunya juga akan berubah. Bagaimana tanggapan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengenai keputusannya itu?
"Kontrak yang sudah ditanda-tangani, dituntaskan. (Lalu) bukunya disimpan di sekolah. Kontrak yang belum ditanda-tangani, berhenti saja," kata Anies saat ditemui di Gedung Kemendikbud, Jakarta, Sabtu (6/12/2014).
Anies mengatakan, pemerintah daerah banyak yang belum membuat kontrak mengenai buku mata pelajaran. Ia menganjurkan sekolah-sekolah itu tidak usah membuat kontrak lagi.
Terkait putusan pemberhentian kurikulum 2013, Anies menyatakan hal itu mulai berlaku pada awal tahun depan. "Mulai semester genap. Tahun pelajaran 2014-2015, mulai Januari. Pokoknya berhenti," ujar Anies.
Ia menambahkan, sekolah yang telah menggunakan kurikulum 2013 di atas 3 semester akan dijadikan tempat menguji penerapan kurikulum tersebut. Sekolah itu tidak akan kembali ke kurikulum 2006. Namun, jika sekolah merasa tidak siap dan merasa terbebani, maka sekolah tersebut diberi kelonggaran untuk tidak meneruskan kurikulum baru.
Sumber: Educasi.net